Kisah menulis prof eko

Mendapatkan pencerahan dari Prof Eko Indrajit dan moderatornya bu Kanjeng pada kuliah Belajar Menulis Omjay memberi kesan dan memacu semangat untuk menulis lagi.



Kata Pertama Prof Eko yaitu "Seperti pepatah, dimana ada kemauan, di situ ada jalan.Banyak kisah dari penulis-penulis hebat yang menginspirasi. Mereka semua telah membuktikan bahwa pada dasarnya menjadi penulis itu mudah. Termasuk menerbitkan hasil karyanya.Prof Eko telah menerbitkan lebih dari 50 buku. Sebagian besar dipublikasikan dalam bahasa Indonesia, dan ada yang beberapa dalam bahasa Inggris.Sementara untuk artikel populer dan jurnal, sudah ratusan yang dibuat dan dishare secara gratis kemana-mana. Beliau Rajin menulis semenjak semester 1 di ITS tahun 1988. Ketika itu beliau  menulis karena kesepian, karena untuk pertama kalinya kos-kosan dan jauh dari orang tua.Prof Eko dulu jurusannya adalah Teknik Komputer, maka  sering menulis di majalah-majalah komputer.Artikel pertamanya  dimuat di majalah Mikrodata - versi lawas.Prof Eko pada kali ini bercerita bahwa Waktu SMP dan SMA, sekolah mewajibkannya membaca karya sastra Indonesia dan membuat sinopsisnya. Sempat di SMA  memegang record selama 3 tahun studi, membuat 113 sinopsis dari karya-karya sastra Indonesia.Prof Eko senang menulis karena waktu kecil beliau senang membaca buku. Buku-buku favoritnya adalah karya-karya Karl May, RA Kosasih, Album Cerita Ternama, Cerita Lima Benua, Alfred Hitchcock, dan lain sebagainya. Majalah anak-anak yang disukainya seperti Bobo, Kuncung, Kawanku, dll menjadi santapan sehari-harinya waktu  SD. Karena Prof Eko belajar sastra, maka itu di pakai untuk membuat puisi, pantun, dan gurindam untuk menggoda dan mendekati calon istri. Hasil dari banyak membaca dan menulisnya adalah berhasil menggaet artis sebagai istri.Prof Eko Mengajak semua guru-guru untuk Langsung bisa berkolaborasi menulis buku,  menurutnya mendapatkan kesempatan menulis bersama guru-guru hebat dari berbagai wilayah di Indonesia,adalah suatu kebanggaan. Sebagian dari guru-guru sudah sharing  sebelumnya. Sepuluh buku  sudah diterbitkan oleh Penerbit ANDI.Yang suka menulis dari keluarga Prof Eko adalah ayahnya. Tapi dulu ayahnya menulis karena tuntutan pekerjaannya sebagai pegawai pemerintah. Setelah 35 tahun berkarya dan pensiun, beliau mengajak menulis bersama,dan sudah menulis buku bersama kurang lebih 10 buah. Sekarang di usianya yang ke 79, ayahnya sudah menulis kurang lebih 20 buku dan diterbitkan dimana-mana.Alasan ayah Prof Eko menulis katanya agar tidak pikun, dan cari kesibukan. Dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitarnya.

Dengan membaca karya sastra, kita belajar keindahan dan kosa kata baru. Dengan keindahan, suara hati kita terasah. Maka jadilah anak-anak kita mendapatkan benih-benih karakter yang baik.

Buku yang dibaca semua karya pujangga lama dan pujangga baru, seperti: Layar Terkembang, Siti Nurbaya, Perawan di Sarang Penyamun, dan lain sebagainya. Untuk anak sekarang, cari buku-buku yang sudah ada filemnya, seperti "Tenggelamnya Kapal Van der Wijk" - kemudian minta mereka melihat perbedaannya. Anak prof suka melakukan hal tersebut. Suruh tonton dulu filmnya, baru baca bukunya. Ternyata dia menangis terharu 

Anak-anak sekarang senang kisah kepahlawanan atau yang heroik, tapi tidak suka baca yang tebal-tebal. Nah di toko buku banyak kisah-kisah ringkas para pahlawan tersebut. Mulai saja buat ujian multiple choice online dengan bahan dari buku-buku cerita tersebut. Pasti mereka baca dengan serius.

Moto hidup Prof Eko sangat sederhana "Cara menabung paling mudah adalah dengan cara membagi". Dengan menulis, maka saya bisa memberikan pikiran kita walaupun sederhana kepada orang lain. Dengan demikian, tabungan jumlah teman dan jejaring jadi meluas. Dari situlah kita mendapatkan warna warni kehidupan yang tak terpikirkan sebelumnya. Cita-cita untuk bisa keliling Indonesia dibayarin orang lain berhasil menjadi kenyataan karena menulis.

Pengalaman terbaik sangat banyak Karena begitu banyak peristiwa indah yang di alami. Mungkin pengalaman terbaik  ketika tumbuh kecil di Dumai, Riau. Dimana hidup di depan hutan bersama teman-teman  dengan rumah-rumah tanpa pagar. Setiap hari sekolah dan bermain sampai magrib, bersama seluruh laskar pelangi ketika itu...

Kalau kita senang berfikir, berarti kita punya modal menulis. Karena apa yang kita pikirkan dalam ditorehkan ke dalam kertas .

Selalu menulis satu halaman sebelum tidur. Apa saja yang ada di kepala di tulis. Kalau satu hari satu halaman, berarti tiga bulan  sekitar 100 halaman. Barulah diterbitkan dalam bentuk bunga rampai pikiran sebelum tidur.

Menulis paling mudah adalah jika temanya sesuatu yang kita SUKAI dan KUASAI. Apapun itu. Memang menyusun kalimat pertama terasa sulit. Tetapi ketika sudah berhasil, akan mengalir dengan sendirinya. Lama-lama menjadi ketagihan, dan malahan Prof Eko dimarahin istri karena terlambat makan.

 Menulis itu adalah literasi yang semua orang bisa. Mereka yang berbakat adalah yang bisa membuat karya-karya publikasi best seller, seperti penulis Harry Potter, Lord of the RIngs, dsb.

Tapi kita  pasti bisa menulis, Contohnya: Pak Susanto kirimkan  50 pertanyaan yang paling banyak ditanya guru selama PJJ ini. Kemudian Prof menjawab semua pertanyaan tersebut. Nah pak Susanto meringkas jawaban dari Prof.Jadilah satu buku dengan pengarangnya: Susanto dan Richardus Eko Indrajit.

Dalam proses menuju Indonesia Digital Learning (IDL), ada beberapa kondisi yang menjadi kendala, antara lain :

1. Menurut pengamat pendidikan Pak Indra Charismiadji, hanya 2,5% guru yang menguasai teknologi/melek IT

2.Layanan internet yg belum merata, terutama daerah 3T

3.Bagi sebagian masyarakat, internet masih menjadi sesuatu yg mahal. Terbukti di banyak sekolah, terutama di daerah, kehadiran siswa dlm pembelajaran daring masih minim(di sekolah saya kurang dari 50%). Alasan utama terkendala sarana dan kuota.

Disampaikan Semoga Pemerintah berusaha keras agar semua daerah dilalui internet broadband dengan biaya terjangkau. Tapi kalau menunggu itu semua baru berkarya, terlampau lama. Mari "BERKARYA DALAM KETERBATASAN" - itulah baru namanya DNA seorang guru tulen.... Tak ada rotan, akar pun jadi.

Prof Eko Mengingatkan untuk jangan lupa ya subscribe, like, dan share mengenai EKOJI CHANNEL. Karena di sana banyak bahan presentasi saya yang menunggu tangan dingin anda untuk diubah menjadi karya tulisan, dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

Pembiasaan Prof Eko  yaitu:

1.Menulis sebelum tidur , Sekalian membantu agar bisa ngantuk.

2. Berbicara renyah karena senang bergaul dengan banyak teman. Sehingga banyak belajar dari cerita-cerita mereka yang mengasyikkan - untuk dapat di sampaikan kembali kepada orang lain.

 3. Seperti yang di sampaikan di atas, sebelum tidur, menulis saja satu halaman berisi "KISAH KECILKU DI HARI INI". Nanti setelah tiga bulan, terbitkan buku berjudul "KUMPULAN KISAH KECILKU SEBAGAI SEORANG ISTRI DAN IBU"  - pasti banyak yang baca, karena apa yang di alami dapat menjadi pelajaran indah bagi orang lain (merasa senasib sepenanggungan).

Prof Eko sering berada dalam posisi terpuruk berkali-kali. Tapi beliau selalu berfikir bahwa masih ada jutaan orang yang tidak seberuntung  hidupnya, walaupun dalam keadaan terpuruk. Jadi Prof Eko mencoba berintrospeksi dan senantiasa bersyukur dengan segala yang Tuhan telah berikan kepadanya. Tuhan memberi Kita sakit itu agar terbentuk antibodi dalam tubuh kita, demikian pula dalam keadaan terpuruk - agar kita kuat dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang jauh lebih penting adalah berapa kali kita berani bangun dari keterpurukan dan move on untuk memberikan apapun yang terbaik bagi orang lain.

Teknik mengawali tulisan itu mudahkita bisa memakai bahasa selayaknya ketika mengobrol dengan orang lain, Biarkan mengalir secara natural. Setelah jadi, baru pelan-pelan bisa kita edit. Kalau perlu minta bantuan orang lain atau sahabat.  Dulu menulis karena selain kesepian di kos-kosan adalah karena Prof Eko ingin agar hidupnya memiliki arti bagi orang lain. Seperti kata Chairil Anwar, "aku ingin hidup seribu tahun lagi". Kalau kita menulis, dan ada jejak digitalnya di internet, maka anak cucu cicit kita bisa mengenal siapa nenek moyangnya dulu. Tekun dalam menulis? Peribahasa yang tepat adalah: "ALA BISA KARENA BIASA" dan "TAK KENAL MAKA TAK SAYANG". Lama-lama kalau kebiasaan, walaupun kecil dan sederhana karya tulisnya, akan menjadi ketagihan. Indonesia ini ada 275 juta orang. Pasti akan ada yang membaca tulisan kita.

Jenis Buku Prof Eko ada beberapa jenis. Ada yang merupakan deskripsi dari buku-buku lain secara ringkas (bunga rampai), ada yang merupakan referensi bahan ajar (terstruktur), tapi ada juga yang pemikiran secara original. Tergantung dari apa tujuannya menulis. Misalnya suka menulis mengenai Parenting, maka karena berisi pengalaman  sebagai orang tua, maka menjadi original. Tapi kadang-kadang diminta mahasiswa  menjelaskan teori yang rumit,  buatlah tulisan untuk memudahkan mereka memahami. Jadi ada yang sudah dikuasai, ada yang masih pelajari, ada pula yang kombinasi keduanya.

Buku yang paling berkesan bagi prof adalah buku pertama yang ditulis semenjak kembali ke Indonesia dari studi di Amerika. Ketika itu Indonesia sedang memasuki krisis 1998, dan mahasiswa S2 Binus mengalami kesulitan membeli buku-buku import (sementara membajak atau fotocopian dilarang oleh institusi), Akhirnya para mahasiswa di kelas  meminta  untuk meringkas semua buku-buku luar negeri yang dipakai kuliah S2. Jadilah buku pertama yang isinya bunga rampai 50 ringkasan tulisan. Kenapa berkesan? Karena ternyata banyak sekali yang senang dengan buku itu sampai dicetak berkali-kali oleh Elex Media Komputindo. Dari situlah kemudian punya motivasi menulis menjadi meningkat pesat.

Siap menjadi Fantastic Four. Bagi prof FAMILY IS EVERYTHING. Keluarga adalah SEGALANYA, dan keluarga adalah NOMOR SATU. Mereka sumber inspirasi, motivasi, dan energi saya. Melalui kehadiran merekalah  menemukan cinta Sang Maha Pencipta yang begitu luar biasa.

Prof Eko sangat senang mendengar kalau penulis Senior dan sangat hebat menyebutkan menulis itu mudah, tapi ketika terpikirkan untuk menulis non fiksi yang terkait dengan teori dan referensi timbul agak memerlukan waktu untuk mencari buku, literatur dll apakah ada tips mudah menemukan referensi yang diinginkan di zaman Corona yang belum bisa kunjung ke lokasi perpus atau link digitalnya apa mengenai buku buku referensi.

 Cara menanamkan karakter positif kepada anak-anak sangat sederhana yaitu dengan Berikan contoh. Karena pendidikan karakter dimulai dari keluarga, yang diperkuat oleh sekolah dan masyarakat.

 Menulislah dari hal-hal yang sederhana dulu. Tidak usah cari target yang muluk-muluk. Apalagi sekarang jaman internet, dimana kita dapat mulai latihan melalui blog, seperti yang dicontohkan oleh Oom Jay.

 Dulu ada lagu Kasih Ibu yang ada kata-kata begini: "Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai Sang Surya, menyinari dunia". Jadi tidak perlu khawatir dengan tulisan dicuekin atau tidak, karena yang penting  sudah mencoba memberi yang terbaik dari diri . Tulisan tidak dimuat? Sering sekali dulu ketika masih belajar menulis. Dan biasanya bukan karena tulisan kita jelek, tapi karena tidak selaras atau cocok dengan misi penerbitnya.

Cara meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan melawan hal-hal yang membuat kita takut. Jadi  menulis saja, apapun itu. Dan sharing. Nanti  terbitkan bersama tulisan sederhana tersebut.  yakin banyak yang akan mengucapkan terima kasih ,ucapan terima kasih itu akan meningkatkan motivasi kita,tak kenal maka tak sayang. Tidak usah paksa mereka. Tunjukkan saja karya-karya . Biasanya dalam hati mereka nanti akan kagum dengan yang di lakukan, dan mereka akan minta diajarkan. Karena kalau motivasi itu dari dalam diri, akan lebih mudah mengajarkannya. We are what we think. Jadi kalau kita anggap susah, maka akan jadi susah. Tapi kalau kita bilang bahwa kita pasti bisa, akan menjadi mudah adanya. Gampang saja, agak sedikit dipaksa. Kalau tidak mau menulis, maka dia "tidak boleh" menjadi guru. Karena guru harus memilik literasi itu - hukumnya wajib. Kalau menulis dengan bahasa  sendiri, pasti tidak akan ditemukan kalimat yang persis sama sehingga dinilai plagiat. Nah kalau ada kata-kata yang kebetulan sama atau anda menyitir karya orang lain, tinggal memberikan sumber referensinya, sehingga tidak dianggap plagiat. Untuk mengeceknya bisa menggunakan.

Kalau mentok ide dalam menulis,Buka Youtube Channel, tulis kata kuncinya tema yang mau kita tulis. Dengarkan orang lain bercerita mengenai hal itu. Nischaya ketermentokan  akan segera mencair karena mendapatkan ide-ide segar baru.

Menulis satu minggu hanya dapat dilakukan apabila yang ditulis adalah BIDANG KEPAKARAN kita, sehingga tulisan akan mengalir tanpa harus banyak membaca referensi.  dibuthkan minimal 2 minggu. Satu minggu adalah membuat 50 halaman ringkasan dari apa yang di sampaikan di Ekoji Channel, satu minggu berikutnya menambahkan 50 halaman dari berbagai sumber lain untuk memperkaya khazanah pembahasan.

 Sinopsis itu tidak dibukukan karena dulu diwajibkan menulisnya pakai tangan karena belum ada komputer. Nah kalau fiksi, belum pernah menulis. Itu target nanti setelah pensiun di usia 55 tahun mau membuat novel atau buku fiksi.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satua Bali Ni Timun Mas

Guru "MERDEKA"melalui Aplikasi Game

RESUM WEBINAR KANGGE KENYEM RARE BALI